Agama dan Kebudayaan. Agama dalam pengertian “ Addien “, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan. Sedangkan kebudayaan sumbernya dari manusia. Jadi, agama tidak dapat dimasukan kedalam lingkungan kebudayaan selama manusia berpendapat bahwa Tuhan tak dapat dimasukan ke dalam hasil cipta manusia.
Orang-orang atheis umumnya beranggapan bahwa Tuhan adalah ciptaan manusia yang timbul dari perasaan takutnya. Semuanya bersumber pada materi, jadi Tuhan juga hasil perkembangan perpautan materi-materi akal manusia. Oleh golongan ini agama dipandang sebagai cabang kebudayaan , karena agama merupakan cara berfikir dan merasa dalam kehidupan : suatu kesatuan social mengenai hubungan dengan YMK. Agama ini dapat diistilahkan dengan : “ agama budaya “, seperti :
- Animisme
- Dinamisme
- Naturalisme ( serba alam )
- Spritualisme ( serba arwah )
- Agama kong hucu
- Agama sinto
- Bahkan agama hindu & budha termasuk kategori ini.
Bagi orang yang ber-Tuhan adalah sebaliknya. Alam semesta ini menurut mereka adalah ciptaan Tuhan. Dengan demikian agama dapat ikut mempengaruhi terciptanya kebudayaan, sedang kebudayaan tak dapat menciptakan agama. Sebagaimana halnya Tuhan dapat mempengaruhi manusia, tetapi manusia tak dapat mempengaruhi Tuhan.
Agama bukan produk manusia, tidak berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan. Tuhan mengutus rasul untuk menyampaikan agama kepada umatnya. Dengan perantara malaikat Tuhan mewahyukan firman-firman-Nya di dalam kitab suci kepada pesuruh-Nya. Isi kitab suci itu berasal dari tuhan, disampaikan oleh malaikat, diucapkan oleh rosul, sehingga dapat ditangkap, diketahui, dipahami, dan selanjutnya diamalkan oleh umat.
Islamologi mengistilahkan agama jenis kedua ini : “ Addinus Samawi “, yaitu agama yang diturunkan dari langit, dari atas, dari Tuhan. Contoh : Agama Yahudi, Nasrani & Islam.
Jadi, jelas agama bukan dari bagian kebudayaan, tetapi berasal dari Tuhan. Kebudayaan menurut islam ialah mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam nyata. Sedang agama selain mengatur hubungan manusia dan manusia dan alam nyata juga mengatur hubungan dengan alam ghaib, terutama dengan YME.
Agama islam sebagai sumber kebudayaan
Seorang ahli sejarah dan kebudayaan dunia barat bernama prof. H.A Gibb menulis dalam bukunya : “ Wither Islam “ : “ islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization “ ( islam adalah lebih dari segala suatu peribadatan saja, tetapi mungkin suatu kebudayan dan peradaban yang lengkap ). Kelebihan islam dari agama-agama lain, bahwa islam memberikan dasar yang lengkap bagi kebudayaan dan peradaban.
Memang agama islam adalah agama fitrah bagi manusia, agama hakiki yang murni, terjaga dari kesalahan dan tidak berubah-ubah. Ingatlah ayat suci al-qur’an yang artinya “ Hadapkanlah muka mu kepada agama yang benar : fitrah tuhan yang telah menjadikan manusia atasnya, tidak dapat mengganti kepada mahluk Tuhan. Demikianlah agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya “. ( Q.S Ar-Ruum ) : 30 ).
Agama islam sesuai dengan fitrah manusia , maka dari itu jelas bahwa islam member dasar yang cukup kepada manusia untuk hidup berkebudayaan. Di samping urusan akhirat, urusan dunia pun mendapat perhatian yang besar. Ingat pula ayat berikut : “ carilah apa yang didatangkan oleh Allah untuk hidup diakhirat. Tapi jangan lupa nasib mu terhadap dunia. Berbuatlah seperti Tuhan berbuat baik kepada mu sekalian. Dan jangan lah kamu sekalian membuat kerusakan. Sesungguhnya Tuhan tidak suka kepada orang yang membuat kerusakan “. ( Q.S. Al-Qashash :77 ).
Untuk member gambaran bahwa islam itu agama lengkap sebagai dasar sumber kebudayaan dapatlah dibuktikan bahwa isi Al-Qur’an itu meliputi segala persoalan hidup dan kehidupan.
Diantaranya :
- Dasar-dasar kepercayaan dan ideology
- Hikmah dan filsafat
- Budi pekerti, kesenian dan kesusastraan
- Sejah umat dan biografi nabi-nabi
- Undang-undang masyarakat
- Kenegaraan dan pemerintahan
- Kemiliteran dan undang-undang perang
- Hukum perdata ( mu’amalat )
- Hukum pidana ( jinayat )
- Undang-undang alam dn tabiat.
Mengenai kebudayaan, bangsa-bangsa mana yang lebih tinggi, tidak ada perbedaan dalam islam. Bagi islam ketentuan itu hanya ditentukan di dalam taqwanya kepada Tuhan.
Sebagaimana firma Allah dalam Al-Qur’an yang artinya : “ wahai manusia, sesungguhnya kamimenjadikan kamu laki-laki dan perempuan. Dan kami menjadikan kamu bergolong-golong ( bersuku-suku ) agar supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu ialah yang paling taqwa kepada Tuhan “. ( QS. Hujurat : 13 ).
Pengaruh Agama Terhadap Budaya
Akulturasi dalam lapangan agama dapat mempengaruhi isi iman dan budi yang tinggi. Akulturasi dalam lapangan agama tersebut dinamai : “ syncrotisme “ ( perpaduan antara dua kepercayaan ), misalnya agama jawa terdiri dari Islam bercampur dengan Budha.
Menurut prof. koesoemadi SH : pengaruh kebudayaan hindu terhadap kebudayaan Indonesia itu bersifat “ penetration pasifique ef suggestive “, artinya bersifat damai dan mendorong. Sebab datangnya kebudayaan hindu bersifat menggiatkan dan meninggikan kebudayaan Indonesia – kuno dengan tanpa melepas kepribadian, dan setelah kebudayaan hindu hilang, kebudayaan Indonesia tetap kaya dan tetap tinggal dalam kepribadiannya.
Menurut Yosselin de Yong : pengaruh islam terhadap kebudayaan islam terhadap Indonesia bersifat penetration pasifique dan tolerante et constructive ( damai dan membangun ). Jadi tidak hanya damai dan mendorong saja, tetapi juga membangun. Seperti pengaruh-pengaruh agama islam dalam perkawinan, warisan, hak-hak wanita, dll.
Kami sependapat dengan analisis Yong tersebut, sebab ternyata pengaruh islam tidak hanya pada kepercayaan dan adat istiadat sehari-hari, bahkan sampai pada bidang hukum dan upacara-upacarnya. Misalnya : hari besar islam, upacara kematian, selamatan, mengubur mayat, doa, waqaf, warisan, letak mesjid, dsb. Semua hasil usaha Walisanga, kecuali Syekh Siti Jenar ( yang membuat asimilasi atau integrasi sehingga menghilanglkan prinsip-prinsip islam ). Dan kami sependapat dengan istilah adaptasi, sehingga islam adalah satu-satunya sebagai agama yang lengkap dan sebagai sumber kebudayaan.
Sumber :
Prasetya, Joko Tri,dkk.2009.Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta
+ komentar + 1 komentar
Islam adalah ad-Din Allah, agama Allah. Agama milik dan sepenuhnya berasal dari Allah, bukan hasil karya makhluk, termasuk manusia.
Islam memang harus menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk membangun sebuah kebudayaan/peradaban. Hasilnya adalah kebudayaan/peradaban Islam.
Islam sebagai Dinullah TIDAK mungkin bercampur dengan kebudayaan hasil karya cipta manusia. Tetapi kebudayaan Islamlah yang dapat berakulturasi dengan kebudayaan lainnya melalui proses adaptasi dan integrasi. Kebudayaan hanya mungkin bersinergi dengan kebudayaan. Sedangkan Agama Allah (Dinullah) sebagai agama wahyu tetap lebih tinggi kedudukannya karena sebagai pemandu dalam membangun kebudayaan yang lengkap.
Posting Komentar
BUAT PEMBACA YANG BUDIMAN, SILAHKAN MENGISI KOTAK KOMENTARNYA.....
SALAM SILATUIRAHMI....